Sesuatu yang pasti adalah ketidakpastian. Tidak ada sesuatu pun yang pasti selain ‘ketidakpastian’ itu. Seperti kepastian akan datangnya hari esok yang sejatinya bahwa hari esok itu benar áda’ pun adalah ‘ketidakpastian’.
Jika mencintai seseorang berarti kita berusaha membuat yang kita cintai bahagia. Bagaimana jika yang kita cintai lebih bahagia bila tidak bersama kita? Bagaimana jika yang terbaik baginya adalah untuk tidak bersama kita? Apakah berhak atas nama cinta kita memaksa yang dicintai agak bersama kita, agar mencintai kita juga? Jika mencintai ya silahkan mencintai saja, Kenapa menuntut?
Jika kita mencintai seseorang berarti juga melindunginya dari apa yang salah, jahat, dari keburukan apapun yang mungkin terjadi pada orang yang kita cintai. Bagaimana jika ternyata keburukan baginya justru datang dari kita yang mencintainya? Karena berbagai tuntutan yang kita minta, berbagai sikap dan perbuatan yang tidak pantas dilakukan, berbagai pembatasan yang kita berikan padanya. Cinta membuat kita siap berkorban untuk melindungi yang dicintai, bahkan termasuk melindunginya dari diri kita sendiri.
Terlalu banyak pertanyaan yang begitu panjang untuk dijawab pada 2 paragraf terakhir. Pasti Cinta dengan Ketidakpastian Bahagia.
Yang pasti Cinta, meskipun merupakan perasaan, tetap memerlukan pertimbangan logika dan kesadaran diri orang yang mencintai agar benar-benar menjadi Cinta dan bukannya egoisme belaka.